Hampir setiap hari saya menerima pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan bandar. Beberapa pertanyaan yang paling sering muncul adalah :
Saham apa yang akan digoreng bandar ? Bandar sedang akumulasi saham apa ?
Apakah bandar sudah mulai distribusi?
Hari ini saya akan mencoba menjawab pertanyaan mengenai akumulasi dan
distribusi, saya harap artikel ini dapat memberikan pencerahan untuk
rekan-rekan sekalian yang selama ini memiliki pertanyaan tentang
akumulasi dan distribusi yang dilakukan oleh bandar atau market maker.
Istilah Akumulasi dan Distribusi bukanlah istilah baru di pasar
modal, istilah itu sudah muncul pada akhir abad ke 18, dan pertama kali
dipopulerkan Carles Dow dan Edward Jones, teori yang kita kenal sebagai
Dow Theory.
Menurut DOW THEORY trend pergerakan harga saham terbagi menjadi 3 fase:
FASE AKUMULASI
Fase dimana pembelian umumnya dilakukan oleh para “investor cerdas” yang
memiliki informasi paling akurat, analisa paling tajam, dan atau para
profesional. Pada fase ini biasanya market sedang dalam kondisi “jelek”
di mana setiap hari market dipenuhi berita-berita negatif. Dalam kondisi
ini investor ritel hampir tidak ada yang berani melakukan pembelian,
market dipenuhi dengan rasa takut dan panic selling.
FASE PARTISIPASI PUBLIK
Setelah tekanan jual berakhir, harga mulai berbalik arah dan
berita-berita positif mulai bermunculan, umumnya para investor ritel
mulai berani untuk melakukan pembelian, para techbicalist juga mulai
melakukan pembelian seiring semakin banyaknya sinyal beli yang muncul
dari technical indicator masing-masing. Kondisi ini ditandai dengan
kenaikan harga dalam jangka waktu yang cukup lama, dan rasa takut (fear)
perlahan berubah menjadi rasa tamak (greedy). Berita-berita positif
bermunculan dan target-target harga semakin hari semakin meningkat,
membuat harga saham ini menjulang tinggi.
FASE DISTRIBUSI
Dalam masa-masa euforia yang terjadi dalam fase partisipasi publik,
investor-investor cerdik di atas, yang pertama kali melakukan
akumulasi, secara perlahan mendistribusikan barangnya kepada publik, hal
tersebut menimbulkan tekanan jual, yang akhirnya membuat harga kembali
turun.
Jika kita terjemahkan kedalam Ilmu Bandarmology, “Investor cerdas
yang memiliki informasi paling akurat, analisa paling tajam dan para
profesional trader” itulah yang sering kita sebut sebagai Bandar atau
Market Maker.
Mereka adalah para Big Player yang memiliki infirmasi yang tidak
(atau belum) diketahui oleh investor ritel, analisa yang paling akurat,
sehingga mereka yang berani melakukan pembelian dikala terjadi panic
selling, dan bukan hanya itu mereka yang bisa “menghentikan” tekanan
jual, dan membalikan trend pergerakan harga, merubah fear menjadi greed,
vice versa.
Besarnya kekuatan Market Maker yang bisa merubah dan menciptakan sebuah
trend inilah yang membuat berbagai analyst dari masa ke masa berusaha
mencoba menemukan cara untuk mendeteksi akumulasi / distribusi yang
dilakukan oleh bandar.
AKUMULASI DAN DISTRIBUSI VERSI TECHNICAL ANALYSIS
Pattern & Break Out
Beberapa pattern dalam Technical Analysis sering dipakai untuk
memprediksi terjadinya akumulasi atau distribusi dalam suatu saham,
sebut saja Triangle, Pennant atau Flag. Begitu juga ketika terjadi break
out pada sebuah saham yang sebelumnya dalam masa sideways.
Namun pada akhirnya keputusan terjadinya akumulasi atau distribusi hanya
bisa diambil setelah melihat kemana harga tersebut bergerak. Jika
terjadi kenaikan harga setelah chart membentuk sebuah formasi tertentu,
atau menembus masa sidewaysnya, maka diasumsikan terjadi akumulasi di
masa tersebut. Sebaliknya jika harga turun, diasumsikan sedang terjadi
distribusi. Tanpa ada pergerakan ke satu arah tertentu, Technical
Analysis sangat “clueless” apa yang sedang terjadi di masa itu.
Technical Indicator
Beberapa technical indicator juga mencoba menganalisa terjadinya
akumulasi atau distribusi dalam sebuah saham, beberapa indicator ini
umumnya memakai volume transaksi sebagai pendukung dalam menganalisa
terjadinya akumulasi atau distribusi.
Sederhananya, jika terjadi kenaikan harga dalam suatu periode, maka
volume dalam periode tersebut diasumsikan sebagai volume akumulasi,
sebaliknya jika terjadi penurunan harga, diasumsikan sebagai volume
distribusi. Volume-volume tersebut dijumlahkan dan dipakai untuk
memprediksi sedang terjadi trend akumulasi atau distribusi. Beberapa
indicator yang memakai asumsi tersebut adalah OBV, Acc/Dist, Chaikin
Money Flow.
Namun pada akhirnya Technical Analysis tetap saja membutuhkan
pergerakan harga untuk mentukan terjadinya akumulasi dan distribusi,
kita tidak bisa mengetahui adanya akumulasi kalau harganya tidak naik,
atau distribusi kalau harganya tidak turun. Hal itu disebabkan karena
sumber data yang dianalisa dalam technical analysis hanyalah O-H-L-C dan
Volume.
Kita tidak bisa menganalisa seberapa banyak saham yang dibeli oleh JP
Morgan dari para investor ritel di E-Trading untuk memprediksi sedang
terjadi akumulasi oleh Market Maker. Karena satu-satunya data yang ada
adalah total volume dari seluruh pelaku pasar,tanpa bisa diketahui siapa
yang sedang melakukan pembelian atau penjualan.
TRANSACTIONAL ANALYSIS
Keterbatasan yang ada dalam Technical Analysis tersebut yang
menginspirasi saya untuk mencari metode baru dalam memprediksi
terjadinya akumulasi dan distribusi di suatu saham. Akumulasi dan
distribusi yang tidak bergantung pada pergerakan harga tetapi pada
profile pembeli dan profile penjual saham tersebut. Analisa yang
memfokuskan pada transaksi yang terjadi, dan pelaku dari transaksi
tersebut, dan bukan terfokus pada harga atau volume penjualan.
Analisa transaksi semakin dimungkinakan dengan semakin berkembangnya
kemampuan OLT yang kita pakai dan semakin lengkapnya data transaksi yang
terjadi di market.
AKUMULASI DAN DISTRIBUSI VERSI BANDARMOLOGI ANALYSIS
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan akumulasi kita akan kembali
kepada definisi akumulasi itu sendiri. Menurut Webster Dictionary
Accumulate memiliki definisi sebagai berikut.
transitive verb
: to gather or pile up especially little by little : amass <accumulate a fortune>
intransitive verb
: to increase gradually in quantity or number
Seperti kita ketahui di pasar saham jumlah saham tidak bisa bertambah
atau berkurang, yang terjadi hanyalah perubahan harga saham, dan
perpindahan saham dari satu pemilik ke pemilik lainnya, dari Market
Maker ke Retail Investor, vice versa.
Jadi aksi “mengumpulkan sedikit demi sedikit” bisa kita artikan
sebagai aksi membeli sedikit demi sedikit yang dilakukan oleh Market
Maker dari Ribuan Investor retail setiap harinya. Saham berpindah tangan
dari ribuan investor ritel yang tidak tahu apa-apa dan tidak memiliki
kekuatan untuk menggerakan harga, ke tangan Market Maker yang penuh
informasi dan memiliki kekuatan untuk menggerakan harga.
Diagram di bawah menggambarkan proses
terjadinya Akumulasi, proses dimana Market Maker mengumpulkan saham dari
banyak investor ritel.
Sebaliknya distribusi adalah proses dimana Market Maker “membagikan”
sahamnya ke tangan ribuan investor ritel yang tidak berdaya. Seperti
digambarkan dalam diagram di bawah.
MEMPREDIKSI AKUMULASI DAN DISTRIBUSI MELALUI TRANSAKSI
Jika kita memahami konsep di atas, sebenarnya tidak sulit untuk
memprediksi sedang terjadi akumulasi atau distribusi pada suatu saham,
sebagai contoh kita akan menganalisa 2 saham yang sedang hot saat ini,
CNKO dan BUMI,
AKUMULASI CNKO
Seperti kita ketahui CNKO pada tahun ini bergerak secara sangat
signifikan, harganya bergerak dari level 123 di awal tahun sampai ke
level 315 pada penutupan kemarin, kenaikan CNKO juga disertai oleh
akumulasi-akumulasi yang besar yang menjelaskan mengapa harganya terus
mengalami kenaikan sampai harganya meningkat 2 kali lipat.
Dalam kasus ini kita akan membahas satu
pristiwa akumulasi besar yang terjadi pada tanggal 14 Maret 2012, jika
kita lihat pada grafik di samping terlihat CNKO sempat mengalami koreksi
dan menguat secara signifikan dalam 2 hari perdagangan, kali ini kita
akan menganalisa apa yang terjadi pada tanggal 14 Maret 2012, ketika
CNKO menembus resistennya dan tutup di harga 126.
NET BUYER CNKO
Melaui detail transaksi pada hari tersebut tercatat broker DH (Sinarmas
Sekuritas) sebagai Net Buyer terbesar saham ini, dengan jumlah yang
dibeli sebesar 120.773 lot, diikuti oleh HD, OK, CP, MU dan PP dengan
total pembelian kurang lebih sebesar 30.000 lot
NET SELLER CNKO
Jumlah saham yang diakumulasi oleh Sinarmas Sekuritas tersebut didapat
dari pembelian yang dilakukan oleh beberapa 14 Sekuritas yang menjadi
Net Seller yang terbesar, di ataranya PG, IP, KK, BM, QA, YP, NI dan
YJ.
Detail transaksi tersebut jika kita gambarkan dalam diagram seperti
diagram akumulasi yang kita buat di atas akan membentuk diagram kurang
lebih seperti yang digambarkan di samping. Jika melihat diagram tersebut
terlihat jelas bahwa sedang terjadi akumulasi yang dilakukan oleh salah
satu Big Player (DH) dari para Retail Investor (PG, IP, KK, BM, QA, dan
9 broker lainnya ), pola perpindahan kepemilikan dari investor kecil ke
investor besar seperti ini pasti merupakan proses akumulasi, tanpa
perlu melihat arah pergerakan harga.
Jadi dengan melakukan Analisa Transaksi
kita dapat memiliki keyakinan bahwa sedang terjadi akumulasi, tanpa
perlu mempertimbangkan pergerakan harga seperti dalam Technical
Analysis. Ketepatan dari analisa ini cukup terbukti jika kita melihat
pergerakan CNKO dalam beberapa bulan kedepan setelah terjadi akumulasi
tersebut.
DISTRIBUSI BUMI
Kasus lain yang akan kita bahas hari ini adalah distribusi di saham
BUMI yang terjadi pada tanggal 31 May 2012, ketika harga saham ini masih
berada di level 1.500an, distribusi yang menjadi trigger penurunan
harga BUMI sampai ke level 600an saat ini.
Dalam grafik di samping kita melihat pada
tanggal tersebut BUMI mengalami koreksi yang besar, disertai dengan
volume yang juga besar, dengan metode yang sama dengan yang kita
dilakukan pada saham CNKO kita akan mem-break down volume transaksi
tersebut, untuk mengetahui apakah benar sedang terjadi distribusi di
saham ini.
NET BUYER BUMI
Sekuritas yang menjadi Net buyer BUMI pada hari itu dipimpin oleh YP
(ETrading Securities) dengan jumlah 25.366 lot, diikuti oleh YU (CIMB)
dengan jumlah 21.119 lot. Lalu BK, XC, KK, YJ, NI, dst.
NET SELLER BUMI
Di saat yang sama 2 sekuritas menjual BUMI dalam jumlah yang sangat
besar AK (UBS Securities) dan ZP (Kim Eng Securities) mejual sebanyak
120.673 lot dan 109.554 lot.
Total perjualan kedua sekuritas tersebut “ditampung” oleh lebih dari
15 sekuritas net buyer, dan jika digambarkan ke dalam diagram,
penjualan yang dilakukan oleh UBS Securities menunjukan bahwa sedang
terjadi aksi distribusi yang cukup besar di saham BUMI. Gambar yang
kurang lebih saham akan muncul jika kita menggambarkan transaksi yang
dilakukan oleh Kim Eng Securities
Kita bisa melihat bahwa sedang terlihat
perpindahan kepemilikan dari Big Player ke Small Player yang berarti
sedang terjadi distribusi, dan analisa tersebut terbukti karena dalam
beberapa bulan setelah kejadian tersebut BUMI terus terkoreksi dan turun
sampai ke level 600an saat ini.
BANDARMOLOGY ANALYSIS
Analisa di atas adalah salah satu contoh dari Analisa Bandarmology yang
saya pakai dalam menganalisa dan memprediksi pergerakan harga saham,
analisa yang menurut saya masuk akal dan membuat saya berani untuk
mengambil keputusan investasi. Sederhananya kita akan berani untuk
membeli saham sebanyak 100 juta rupiah, jika di saat yang sama kita
melihat ada satu sekurita yang sedang melakukan akumulasi sebesara 20M.
Berbeda dengan Analisa Technical yang
subjective dan hanya mengikuti arah pergerakan harga, atau Analisa
Fundamental yang kaku, dan sangat sulit untuk dilakukan oleh investor
ritel karena terbatasnya informasi, dan banyaknya rumor-rumor yang tidak
bisa dikonfirmasi kebenarannya.
Saya harap artikel ini bisa berguna bagi
rekan-rekan semua dalam mengarungi kejamnya dunia Pasar Modal. Jika anda
berminat mempelajari dan mengembangkan Analisa Bandarmologi ini, anda
bisa mengikuti Bandarmology Workshop dan bergabung dengan rekan-rekan
alumni untuk memprediksi langkah-langkah yang sedang dilakukan oleh
market maker.
In everything I do, all the praise goes out to YOU
Sumber : www.creative-trader.com